Doa Seekor Siput
Aku menengadah ke langit, tampak lautan abu-abuAku menganggungkan senyum, “hanya mendung”
Matahari masih bersembunyi
Angin bertiup kian kemari, menari bersama pepohonan
Namun hujan tak kunjung datang, mereka masih bersembunyi di balik awan
Aku tidak membenci matahari, tapi aku menikamati ketika ia bersembunyi
Aku tidak menanti angin, tapi ia bertiup makin kencang
Aku menunggu hujan, peran utama yang belum datang
Mendung tak berarti selalu hujan
***********************************************************************************
Bisikan Sang Hujan
Aku sudah berada disni sejak awalDi balik tirai langit
Tapi dia belum juga melihatku
Aku ingin menyapanya
Menitikan kesejukan di jiwanya
Tapi belum ada aku dimatanya
Aku tak tahu apa yang ia tunggu
Merenung sepanjang hari, menatap matahari
Apakah aku yang ia tunggu?
Lihatlah, aku selalu disini
Tengoklah padaku, peran utama yang kamu tunggu
***********************************************************************************
Kembali
Aku berawal dari bukit
Mengalir melalui bebatuan
Makin banyak batu yang kutempuh,
Aku semakin deras mengalir
Aku sempat melewatimu,
Bebatuan di kaki bukit
Berusaha diam tak bergeming
Biarpun aku datang menghanyutkan
Tapi kamu bertahan
Ikutlah kau
Tapi kamu diam
Aku harus mengalir
Agar ada lautan di seberang sana
Nantikan kau kembali
Menjelma menjadi hujan
Membawa ketegaran yang kudapat dari laut
Akan kubagikan, dengan kamu, batu-batu tegar di kaki bukit
***********************************************************************************
Aku Ini Ilalang
Aku ini ilalang
Rumput-rumput yang menutupi dasar pepohonan
Aku ini ilalang
Aku berjuang untuk tumbuh, walau ku tahu tak banyak yang menantiku
Aku memang ilalang
Setelah tumbuh, aku tercampakkan
Terinjak dan terlupakan
Aku tak meminta kau merawatku
Hanya, izinkan aku tumbuh
Walau untuk sesaat
***********************************************************************************
No comments:
Post a Comment