Start at the beginning, go to the end, then stop. That’s how I write. I write quickly. I don’t try to show how intelligent or how cultivated I am, I just try to share my soul. Sharing is part of life. - Lewis Carroll

Monday, April 23, 2012

Pikiran Bisa Melemahkan Imanmu



Di dunia ini ada hal yang perlu kita ketahui dan ada juga yang tidak perlu kita ketahui. Hal menyedihkan yang tidak perlu kita ketahui nampaknya tetap tidak bisa dihindari. Meskipun sudah sebaik mungkin menyembunyikan diri bahkan membatasi diri, namun alam bawah sadar membuat kita terjebak dalam keberadaannya, cepat atau lambat. Tapi bagaimanapun, menyedihkan atau menyenangkan sesuatu itu tergantung persepsi kita.
Shimon Peres berkata: “Si Pesimis dan Si Optimis sama-sama akan mati pada akhirnya, tapi masing-masing menjalani hidupnya dalam cara yang sepenuhnya berbeda.”
Beberapa hari terakhir aku terjebak dalam suatu pikiran yang menggelikan. Sebuah pikiran yang bisa saja melemahkan imanku. Suatu pikiran yang bisa “membunuhku” secara perlahan. Aku terus terusik dengan bisikan yang tak jelas dari mana datangnya, sebuah pernyataan yang memang tidak diragukan lagi kebenarannya.

Apakah benar manusia mempunyai dua sisi pribadi yang berbeda? Kadang dia bisa menjadi malaikat, tapi sisi lain dia bisa tampil mengerikan seperti iblis. Kalau itu tidak benar, mengapa aku merasakan dua pribadi itu datang secara bergiliran dalam diriku? Atau prinsip itu hanya berlaku untukku saja? Entahlah, aku sendiri belum menemukan jawaban atas petanyaan ini. Tapi bila hal itu benar, maka aku akan berusaha mematikan sisi gelapku. Meskipun aku masih mencari cara untuk menghadapinya ketika dia mulai menyapaku.

Terkadang lebih mudah bagi kita untuk mengendalikan keputusan-keputusan daripada mengendalikan pikiran dan perasaan. Setiap keputusan bisa kita kenali lebih jauh konsekuensinya, sedangkan untuk pikiran dan perasaan kita hanya dapat menerawang sampai sejauh ekspektasi kita saja.

Disaat aku dalam kebingungan dengan perasaan terintimadasi oleh “Si Pikiran” itu, seseorang berkata bahwa hal yang terjadi di dunia memang perlu kita ketahui, baik itu secara sengaja maupun tidak. Bukan untuk melemahkan iman kita, tapi untuk menyadarkan sejauh mana kita memposisikan diri. Yang terpenting ketika kita - mau tidak mau – mengetahui hal tersebut adalah Respon. Percuma kita menyembunyikan diri dari hal-hal yang menyedihkan untuk selamanya, karena akhirnya dia akan menghampiri kita dengan sendirinya.

Pada akhirnya aku hanya bisa berjuang untuk menjadi Si Optimis dengan semua keyakinannya. Dan pada saat itu aku bisa mengendalikan pikiranku, sehingga imanku tetap kuat.

No comments:

Post a Comment