Start at the beginning, go to the end, then stop. That’s how I write. I write quickly. I don’t try to show how intelligent or how cultivated I am, I just try to share my soul. Sharing is part of life. - Lewis Carroll

Friday, November 5, 2010

Ide Gila Membawa Pada Kesuksesan

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi aku masih terjaga. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini juga. Benang-benang berserakan menghiasi tempat tidur malam itu. Mau bagaimana lagi, sudah konsekuensiku untuk berdedikasi dengan usahaku ini. Hanya sedikit lagi dan selesai sudah pekerjaan untuk malam itu.

Sudah 4 tahun aku mencoba bermain dengan usaha flanel ini. Banyak suka dan duka yang kualami, tapi aku tetap menikmatinya dan aku akan tetap setia.

Mungkin talentaku memang di dunia bisnis.Kebetulan papa mempunyai usaha di bidang olahraga, dan aku sering diajak untuk melihatnya berdagang sewaktu kecil. Jadi rasanya bisnis sudah menjadi darah dagingku.

Intuisi berbisnisku mulai terlihat sejak aku SD. Aku sering membawa barang dagangan papa dan menawarkannya pada teman-teman. Memang tidak semudah yang dibayangkan, tapi itulah seni berbisnis.

Singkat cerita selama berada di SMA aku menyukai hobi baru, yaitu menjahit dan membuat berbagai macam pernak pernik dari flanel. Kecintaanku dengan hobi baru itu membawa aku untuk lebih mendalami flanel dan mulai berbisnis secara serius. Ternyata benar hobi bisa menuntun kita untuk berkreasi dan menghasilkan pemasukan. Tapi aku tidak menyebut bisnis itu sebagai pekerjaan, aku lebih senang menyebutnya sebagi hobi.

Memulai bisnis memang tidak mudah, kita harus mencoba menyukai bisnis itu lebih dulu. Aku juga tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa seorang pembisnis itu dilahirkan. Menurutku setiap orang punya potensi menjadi pembisnis. Tapi hanya sedikit orang yang tertarik dan lebih sedikit lagi yang bertahan dengan prosesnya.

Memulai bisnis bukan sepeti membuat mie instant, yang hanya dalam 3 menit sudah jadi. Tidak bisa kita menjadi pembisnis sejati hanya cukup 1 minggu atau 1 bulan atau 1 tahun saja. Ada berbagai proses yang harus kita tekuni dengan sabar dan lapang dada. Mengikuti pelatihan juga belum menjamin kita akan sukses berbisnis.

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah berimajinasi. Karena imainasi memimpin kita untuk mencapai visi ke depan. Biasanya orang menyepelekan ide gila yang dibuat seseorang, padahal justru ide gila itu yang akan menjadi sejarah bahkan legenda. Jadi jangan takut untuk berangan-angan (yang positif tentunya) dan dianggap aneh. Karena dari keunikan yang kita buat akan menciptakan sebuah ide baru menuju sukses.

Kedua, mulai praktek mimpi kita. Jangan hanya disimpan buat jadi koleksi tapi aplikasikan sehingga kita bisa tahu hasil akhirnya nanti. Aku ingin membagikan sedikit pengalaman tentang impian. Aku tipe orang visioner, jadi menyukai hal-hal baru dan punya banyak sekali mimpi. Untuk mempermudah aku mengingat mimpi itu, aku mulai membuat sebuah dreambook. Dalam dreambook itu aku tuliskan mimpi-mimpiku ke depan, ada yang jangka panjang dan jangka pendek. Dreambook membantuku mengingat tentang mimpi-mimpi itu dan mewujudkannya.

Ketiga, yang paling penting dari 2 poin diatas, yaitu mengucap syukur. Tak lupa juga penyerahan diri pada Tuhan dan mendoakan mimpi itu setiap hari. Karena aku terlalu percaya rencana Dia jauh lebih indah dari rencana yang telah kita buat. Libatkan Dia selalu saat kita memulai segala sesuatu dan saat kita akan mengambil keputusan.

Poin terakhir menurutku adalah terus berusaha mengasah intuisi dan kreativitas. Karena kita tidak tahu mungkin saja ide gila yang kita pikirkan akan membawa kita lebih maju.

Baiklah, selamat mempraktekan poin-poin diatas sambil terus mengandalkan Tuhan. Dan aku akan kembali menghampiri benang-benang, jarum dan flanel yang sudah menungguku dari tadi.

Let's try and God bless you...

No comments:

Post a Comment