Start at the beginning, go to the end, then stop. That’s how I write. I write quickly. I don’t try to show how intelligent or how cultivated I am, I just try to share my soul. Sharing is part of life. - Lewis Carroll
Tuesday, December 28, 2010
My Diary_28 Desember 2010_04.45 am
28 Desember 2010
04.45 am
Selepas mencharge kembali jiwa yang kosong pagi ini, aku putuskan untuk berbincang dengan Bapaku.
Sudah 3 hari aku mengalami suatu perasaan yang tak karuan. Aku ingin marah, kecewa dan menangis tapi Dia menahanku. Aku hampir-hampir menjadi tawar hati, virus yang terlihat biasa tapi mematikan secara perlahan.
Aku katakan, aku tidak akan kuatir dengan masa depanku, tentang masalah keuangan, kuliah, atau juga visiku. Tapi aku masih belum bisa berhenti memikirkan satu hal itu. Sesuatu yang membuatku gila dan hampir memanipulasi diriku pada penyembahan berhala, suatu rasa terlalu bergantung pada pria untuk membuatku utuh. Padahal aku sudah tau dari awal, aku utuh dalam Dia, Yesus, Kekasih Jiwaku.
Dia menegurku dengan lembut tapi pernyataan Nya mampu menampar keras aku hingga ku tersadar. Kata Nya, aku masih kuatir karena aku belum melihat dengan mata iman dan masih menggenggam erat hakku. Yang Dia mau adalah serahkan semua hakku dan menjadi tenang.
'Ajari aku Bapa supaya aku dapat menaruh semua harapanku pada Mu. Aku tau Tuhan sedang mengajar aku, aku sudah naik 1 level sebelumnya dan Kau mau aku belajar hal baru lagi. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, tapi aku yakin Kau tau.
Bantu aku Tuhan supaya aku mengerti bagaimana menjaga hati dan menyerahkan hakku.'
Lagi Dia katakan, ini adalah cara Nya membuat kisah cintaku berbeda.
Karena Dia tau apa yang diinginkan hatiku, Dia tau mimpiku, sebuah mimpi sederhana namun aku percaya Tuhan akan membuatnya jadi istimewa. Aku ingin mempunyai sebuah kisah cinta yang luar biasa, dimana aku yakin adanya campur tangan Tuhan.
Maka itu Dia ingatkan aku, ini jalan dan cara yang harus aku lalui. Memang jika mendengar kisah cinta seseorang sepertinya mudah dijalani, tapi ketika kita sendiri yang mengalaminya, kita jadi mengerti bagaimana proses sebenarnya.
Untuk mempunyai sesuatu yang luar biasa, kita harus berani membayar harga lebih dan proses yang akan dihadapi juga tidak akan mudah. Tapi waktu kita percaya pada Dia segala sesuatu yang akan kita alami pasti bisa kita lalui dengan mudah. Karena kita bergantung pada Dia bukan pada manusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment