Start at the beginning, go to the end, then stop. That’s how I write. I write quickly. I don’t try to show how intelligent or how cultivated I am, I just try to share my soul. Sharing is part of life. - Lewis Carroll

Tuesday, August 5, 2014

It’s Just About Time

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Tuhan untuk mereka yang mengasihi Dia
(1 Korintus 2:9).


“I could not tell you if I loved you the first moment I saw you, or if it was the second or third or fourth. But I remember the first moment I looked at you walking toward me and realized that somehow the rest of the world seemed to vanish when I was with you.”
Cassandra Clare, Clockwork Prince



25 September 2012
10.52 pm


Aku tau Tuhan tidak pernah menutup mata atau terlelap tidur untuk setiap pergumulanku. Aku tau siapa Pribadi yang selalu dapat aku andalkan. Dalam kelemahan dan patah hatiku, aku tau Dia sedang membalut luka itu.

Tapi aku juga sudah tidak bisa memaksakan lagi apa yang jadi keinginanku. Aku akui sudah terlalu egois dan menomor duakan Tuhan. Dan anggap saja ini adalah hukuman yang pantas bagi hati yang bebal. Aku mau berhenti berharap untuk dia. Tapi aku tidak akan pernah berhenti berharap pada Dia. Aku tau masa depanku sungguh ada dan harapanku tidak akan pernah hilang.

Tiba-tiba ketika aku berdoa, Tuhan seolah bicara dan menguatkan aku. Tuhan berkata Ia sudah mempersiapkan seorang pria yang akan mengasihiku seperti dia mengasihi-Nya. Hanya saja saat ini Tuhan mau aku untuk fokus pada kehendak-Nya. Yang aku tau Tuhan juga sedang mempersiapkan dia dan Tuhan taruh di tempat yang aman. Biarkan waktu Tuhan yang bicara.

Terakhir aku diingatkan sebuah ayat dalam 1 Korintus 2:9:

“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Tuhan untuk mereka yang mengasihi Dia.”

------------------------------------------------------------------------


Hari-hari berikutnya setelah inseiden patah hatiku, aku belajar untuk berharap dan mengandalkan Tuhan. Hasilnya memang tidak terlihat jelas tapi aku merasa seperti seorang bayi yang terlahir kembali. God has His favor for me!

------------------------------------------------------------------------


15 Juli 2014
09.54 pm

Malam ini aku berada dalam kegalauan akut. Aku tidak tau apa yang harus aku putuskan. Aku senang tapi sekaligus takut. Entah ini hanya ketakutanku saja atau memang bukan dia.

Beberapa hari yang lalu seseorang bertanya tentang kelanjutan hubunganku dengannya. Sebenarnya aku juga sudah mendoakan dia 2 bulan yang lalu, tapi aku masih belum yakin. Saat dia bertanya memang tidak langsung aku jawab. Aku masih belum tau apa keputusan yang aku pilih.

Mungkin rasa trauma itu masih ada, ketika beberapa waktu lalu aku baru saja pulih dari kecewa terhadap seseorang yang ternyata hanya memanfaatkan aku saja. Aku belum bisa percaya orang lain sepenuhnya. Aku takut dipermainkan lagi.

Dalam kegalauan itu Tuhan mengingatkan apapun keputusan final yang aku ambil, ikuti dan andalkan Tuhan. Lupakan yang sudah terjadi, ampuni orang yang mengecewakanku dan berharap untuk masa depanku.

------------------------------------------------------------------------


17 Juli 2014
08.30 pm

Aku sudah memutuskan.

Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Tuhan akan tetap ada untuk selamanya, itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi, Tuhan berbuat demikian supaya manusia takut akan Dia (Pengkhotbah 3:14).

Haleluya! Terpujilah Tuhan karena tidak pernah meninggalkan dan membiarkan aku saat aku dalam kepedihan dan patah hatiku. Aku tau bahwa Dia sedang memproses aku sedemikian rupa untuk menjadi pribadi yang tangguh. Dan apapun yang Dia lakukan ketika mengajar aku itulah yang terbaik. Aku tidak tau apa yang akan terjadi di depan, tapi selama aku mengandalkan Dia, aku bisa melewatinya.

Terima kasih Tuhan untuk pria yang mengasihi Tuhan dan mengasihi aku tepat seperti yang Tuhan katakan 2 tahun lalu padaku. Terima kasih untuk seorang pria yang tidak pernah aku duga hadir dalam hidupku. Seorang pria yang pernah sekali saja aku temui dan menghilang begitu saja selama 10 tahun. Dia yang tidak pernah aku lihat atau aku dengar apalagi timbul dalam hatiku, dialah yang Tuhan sediakan.

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Tuhan untuk mereka yang mengasihi Dia (1 Korintus 2:9).

Semua ini hanya masalah waktu. Dan waktu Tuhan tidak pernah mengecewakan. Selalu sempurna. :)


It's not the end. This is the beginning.

No comments:

Post a Comment