Start at the beginning, go to the end, then stop. That’s how I write. I write quickly. I don’t try to show how intelligent or how cultivated I am, I just try to share my soul. Sharing is part of life. - Lewis Carroll

Friday, September 11, 2009

Lebih Dari Pemenang

I Love You This Much by Jimmy Wayne

He can't remember
The time that he thought
Does my daddy love me?
Probably not
That didn't stop him
From wishing that he did
Didn't keep him from wanting
Or worshiping him
He guesses he saw him
About once a year
He could still feel the way he felt
Standing in tears
Streching his arms out
As far as they'd go
Wishpering daddy
I want you to know
I love you this much
And I'm waiting on you
To make up your mind
Do you love me too?
However long it takes
I'm never giving up no matter what
I love you this much
He grew to hate him for what he had done
'cause what kind of father
Could do this to his son?
He said 'damn you daddy'
The day that he died
The man didn’t blink
But the little boy cried
I love you this much
And I'm waiting on you
To make up your mind
Do you love me too?
However long it takes
I'm never giving up no matter what
I love you this much
Half way through the service
While the choir sang a hymn
He looked above the preacher
And he sat and stared at Him
He said
'forgive me father'
When he realized
That he hadn't been unloved
Or alone all his life
His arms streched out
As far as they'd go
Nailed to the cross
For the whole world to know
I love you this much
And I'm waiting on you
To make up your mind
Do you love me too?
However long it takes
I'm never giving up no matter what
I love you this much

sumber:youtube.com



Lagu ini sangat berkesan dan mempunyai arti mendalam. Diceritakan dimana seorang anak yang berharap pada bapanya dan terus mencoba untuk mengasihi bapanya meski bapanya itu pergi meninggalkan dia.
Saat ini banyak keluarga bermasalah,padahal hanya dipicu dari hal yang sepele tapi endingnya malah megorbankan keutuhan keluarganya. Dan makin banyak saja anak yang berlatar belakang 'broken home'. Bukan cuma itu,sayangnya anak-anak tersebut banyak juga yang melarikan diri dari kenyataan dan beralih ke dunia lain yang tidak semestinya.
Dalam buku Broken Mirror karya Dawn Tan,dunia kriminal,khususnya kasus narkoba dan prostitusi disebabkan karena banyak anak yang berasal dari keluarga 'broken' yang ingin mencari kepuasan serta kasih di luar. Ironis memang,tapi apakah harus melulu nasib anak-anak korban perceraian? Setiap manusia,bahkan bayi yang baru lahir juga mempunyai hak untuk menentukan hidup. Mungkin hal itu yang menjadi alternatif bagi mereka. Tapi pertanyaannya,apakah hal seperti itu bisa dibenarkan karena alasan hak asasi? Tentu tidak bukan.
Yang harus kita lakukan adalah sadari untuk apa kita ada di dunia dan apa tujuan utama kita diciptakan. Broken home bukan alasan anak-anak korban perceraian untuk menyimpang dari hati nurani mereka. Mungkin saya bukan orang yang ahli di bidang psikologi atau bidang traumatik akibat perceraian,tapi saya juga bisa merasakan nasib anak-anak seperti itu karena saya juga bagian dari mereka. Menurut saya,tidak semestinya kita masih berpikir kuno dan naif.Memang apa salahnya menjadi anak korban perceraian?Tidak ada yang salah,hanya bila kita sudah tahu kita menjadi korban dan kita lari dari kenyataan yang ada sehingga berbuat di luar akal sehat,itulah yang salah. Tapi sebenarnya bukan masalah siapa yang benar dan salah atau apa yang benar dan salah,melainkan respon kita ketika menghadapi hal tersebut.
Riset menunjukkan bahwa orang-orang terkenal dan sukses di dunia kebanyakan berlatar belakang 'broken home' dan mereka yang sudah berkali-kali gagal tapi mencoba untuk bangkit setiap kali mereka jatuh. Jadi bila kita sedang jatuh saat ini,mari kita bangkit dan tunjukkan pada seisi dunia bahwa kita bisa mencapai goal dan bisa berhasil mencapai garis akhir. Tidak ada kata menyerah atau menyesal,tidak ada sikap dimana kita harus mengasahini diri sendiri dan terus menerus berfokus pada masa lalu. Tidak ada guna hidup dalam bayangan gelap dan suram karena sekarang kita telah tahu 'destiny' kita yaitu menjadi seorang yang lebih dari pemenang. Saya telah menjadi bukti hidup bahwa tidak selamanya anak broken home harus hidup merana,menderita dan dikucilkan,tetapi dengan menyadari potensi,anugerah dan karunia dari Tuhan,saya sanggup menjadi orang yang lebih dari pemenang. Dan sebentar lagi saya pun akan mencapai garis akhir hidup saya.
Ayo kita isi hidup dengan hal positif dan menjadi 'history maker' bukan lagi menjadi korban sejarah!
Amin.

No comments:

Post a Comment