Start at the beginning, go to the end, then stop. That’s how I write. I write quickly. I don’t try to show how intelligent or how cultivated I am, I just try to share my soul. Sharing is part of life. - Lewis Carroll

Friday, September 11, 2009

Flightless Bird

Pinguin,seekor burung yang memang tidak ditakdirkan untuk dapat terbang.
Berikut kisah tentang kegigihan dan semangat yang tidak padam. Juga gambaran tentang visi semula apa tujuan utama kita ada di dunia.Semoga cerita ini dapat mengubah mindset kita untuk dapat hidup maksimal dan mencetak sejarah baru.
"Jangan kita hanya menjadi korban sejarah,tapi ayo kita mencetak sejarah!To be a History Maker!"




Flightless Bird

Wuuuuuff.. Angin berhembus sangat kencang. Terasa dingin ketika tetes embun putih bak kapas itu meluncur diatas kepala ayah.
Ayah:"Nampaknya akan ada badai salju lagi!"
Segera Ayah menarik Powder dalam dekapannya. Hangat. Ayah memang mempunyai bulu yang sangat tebal dan Powder sangat senang bermain di perut Ayah. Lega terlindung dalam lubang yang tidak terlalu luas itu. Ayah memeluk Powder dan Ibu menyiapkan tempat untuk mereka beristirahat. Sesekali Ibu bersenandung,menyanyikan lagu untuk mengantar Powder terlelap. Suara Ibu sangat merdu dan Powder senang bila dinyanyikan. Malam yang dingin,sama seperti malam2 yang lalu. Dingin dan sunyi.Kadang mencekam dan sering terdengar lolongan srigala salju liar yang kelaparan. Tapi Powder tak terusik.Ia terlelap dalam pelukan Ayah dan Ibu. Powder,pingun kecil berumur 5 bulan.Hanya dia yang beruntung dapat melihat dunia,3 telur lain tidak dapat menetas dengan sempurna.
Pagi hari yang cerah dengan sedikit sinar mentari,setelah malam yang berat dengan badai saljunya,Powder keluar dari lubang,siap untuk bermain.
Belum sempat Powder melangkahkan kaki-kaki kecilnya,tiba-tiba seekor rajawali melintas di atas komunitas pingun itu. Ia mengintai,mencari anak-anak pingun lemah dan tidak terlindung untuk sarapan paginya. Kejam memang,tapi itulah siklus rantai makanan. Dalam dunia liar ada yang harus memakan dan dimakan. Segera Ayah menarik Powder supaya Si Raja burung itu tidak melihatnya. Tapi Powder tidak bergeming,ia terus menengadah ke langit. Takjub melihat Si Raja gagah itu melayang. Ayah terus menariknya,tapi Powder tetap di tempat. Tiba-tiba rajawali itu menukik dan sedikit lagi cakar-cakar tajamnya melukai Powder. Dengan sigap Ayah reflek memeluknya dan rajawali itu melukai pundak Ayah.
Ayah menasehati Powder agar ia berhati-hati dengan rajawali. Karena mereka tidak segan-segan mencengkram dan menembuskan kukunya hingga memisahkan daging dari tulang. Tapi apa yang terjadi? Powder sangat mengagumi si burung kejam itu.
Tiap hari Powder termenung sambil menengadah ke langit. Melihat burung-burung terbang ke utara untuk kembali bermigrasi. Setelah pertemuan pertmanya dengan rajawali itu,Powder mempunyai mimpi baru. Powder terpesona dan terkagum melihat idolanya,rajawali,Sang Penguasa langit,yang mengudara dengan indah. Dia berpikir suatu hari ia akan menjadi rajawali dan melintasi berbagai belahan dunia. Tapi optimismenya selalu dipandang rendah. Sahabat-sahabatnya mengolok-olok Powder dan mematahkan semangat.
Cello:"Lihat!Si pemimpi!Hahahahaha!"
Castro:"Hai pecundang!Mana sayap gagahmu?Hahahahahaha!"
Powder terus meyakinkan diri bahwa ia akan bisa seperti rajawali,raja dari segala burung. Tiap hari ia berlatih untuk mengepakan sayap mungil tanpa bulu-bulu itu. Ia naik setinggi-tingginya ke atas bukit es dan mulai menguji kekuatan sayapnya. Tapi tiap kali ia mencoba,tidak pernah berhasil,ia selalu jatuh dan jatuh lagi. Namun,ia tidak putus asa,ia akan buktikan bahwa ia bisa mematahkan paradigma sahabat-sahabatnya.
Suatu hari ketika Powder sedang berlatih untuk kesekian kali,ia meluncur dan terjatuh. Powder terpuruk dan melihat cerminan wajahnya dalam lautan yang sudah mengeras dan menjadi es abadi.
Powder:"Benar,aku hanya seekor pingguin yang tidak akan bisa menjadi rajawali."
Waktu terus berlalu dan tanpa disadari Powder semakin besar. Kedua sayap mungilnya kini menjadi kuat dan gagah. Otot pundaknya pun menjadi kekar. Tapi 1 hal yang tidak berubah,ia tetap tidak bisa mewujudkan mimpinya.Ia tetap tidak bisa melayang bebas di langit. Sayap-sayapnya hanya mampu membantunya meluncur di air. Tapi mimpi itu tidak padam,ia tetap berharap kelak akan melayang bersama rajawali,kebanggaannya.
Suatu hari,teman-teman Powder menantangnya untuk menunjukkan apa Powder berhasil menjadi rajawali. Powder menerima tantangan itu dan terus berlatih untuk membuktikan hasil usahanya. Dia mulai menaiki bukit es paling tinggi dan bersiap melayang.Tapi tetap saja ia terjatuh. Powder terus mencoba hal yang sia-sia. Karena selamanya ia tidak akan bisa terbang di udara.
Dengan sisa2 tenaga,ia kembali menaiki tumpukan es abdi itu. Sekali lagi ia menaruh harapan pada kedua sayapnya untuk dapat membuat sebuah keajaiban. Ketika ia hendak melompat,dari ketinggian ia melihat beberapa ekor anak pinguin sedang bermain-main di atas balok es yang mengapung di lautan yang mulai mencair. Tapi tiba-tiba seekor paus besar muncul mau memakan mereka sehingga membuat mereka semua terjatuh. Karena masih terlalu kecil mereka tidak dapat menyelamatkan diri masing-masing. Mereka menjerit minta tolong.
Para pinguin yang lain mulai panik berhamburan,tapi tidak dapat berbuat apa2 karena si paus masih disana. Mereka meneriaki Powder yang berada di atas bukit,bermaksud meminta pertolongan.
Miguel:"Powder,tolonglah anakku!"
Marie:"Powder,cepat tolonglah!Kami tahu kau bisa menyelamatkan mereka!"
Mereka terus meneriakinya tapi Powder tidak tergerak sedikitpun dengan permohonan para pinguin. Mereka terus menerus memohon padanya. Tapi Powder masih keras hati.
Powder:"Tidak!Aku tidak akan pernah menyentuh air lagi!Minta saja pertolongan pada yang lain!"
Powder teringat masa lalu nya.Sewaktu kecil ketika ia sedang belajar meluncur di air,ia tergelincir dan jatuh tenggelam. Tapi ia beruntung karena Ayah segera menyelamatkannya.
Powder:"Bagaimana ini? Aku telah berjanji pada diriku tidak akan pernah menyentuh air lagi. Tapi apa aku tega melihat penguin-pinguin kecil itu tidak berdaya?"
Para pinguin masih panik dan terus mencari pertolongan tapi tidak ada yang berani mempertaruhkan nyawanya. Powder pun tetap asik dengan keinginannya,mengepakkan sayapnya. Sewaktu ia mulai mencoba ke sekian kali,anak pinguin itu menatap Powder dari jauh,berharap Powder dapat menolongnya. Sekali lagi si paus mencoba memakan mereka dan membuat mereka tenggelam semakin dalam.
Powder mundur agak jauh,mengambil jarak agar ia dapat melompat ke bawah dengan kencang. Dan wuuuuussshhh.Powder melompat ke air. Sudah beberapa detik Powder di dalam air tapi belum ada tanda kemunculannya ke permukaan. Apa yang terjadi? Apakah Powder berhasil menyelamatkan mereka atau mungkin si paus berhasil menghabisi mereka? Tiba-tiba Powder melompat ke permukaan dan berhasil menyelamatkan 3 ekor anak pinguin itu. Pinguin-pinguin menyoraki Powder karena ia telah menjadi pahlawan bagi mereka. Dan Powder berhasil mengalahkan egonya. Tapi hari sudah mulai senja dan ia tidak sempat berlatih lagi. Padahal besok Powder harus membuktikan pada teman-temannya bahwa ia pun bisa menjadi serupa dengan rajawali.
Powder masuk perlahan ke dalam lubangnya.Dia tidak tahu apa perasaannya saat ini.Yang dia butuhkan hanya kesendirian. Dari jauh Ayah melihat Powder yang sedang termenung.Ayah merasakan juga kekuatiran dan keresahan Powder.
Ayah:"Powder,Ayah bangga padamu karena kau berhasil menyelamatkan anak2 itu. Tapi mengapa kau tampak tidak begitu gembira,apa yang kau pikirkan?"
Powder:"Entahlah,aku sendiri tidak tahu aku harus merasa senang atau sedih.Heeeeeem.."
Ayah:"Powder,dalam hidup ini ada beberapa hal yang memang harus kau korbankan dan itu bearati bukan takdirmu. Kau tidak perlu merasa sedih dengan apa yang kau relakan,tapi kau harus bangga dan bahagia dengan dirimu yang menyimpan banyak rahasia,hanya saja kau belum menyadarinya bahkan kau belum mau membuka hal-hal yang tersembunyi itu. Perlu kau ketahui,Nak,seperti apapun dirimu,Ayah tetap bangga padamu."
Malam ini sangat berbeda,tidak ada lolongan srigala-srigala salju ataupun suara badai salju. Hanya detak jantung Powder yang berdetak kencang. Meski ia berada dalam lubang yang hangat,Powder merasa dingin. Entah apa yang akan terjadi esok,pikirnya,apakah Powder akan berhasil memukau teman-temannya atau justru Powder akan dijuluki Si Pecundang sepanjang hidupnya. Malam itu Powder tidak dapat memejamkan matanya.
Hari ini,pertaruhan reputasi Powder dihadapan para pinguin yang akan menyaksikan dirinya. Tapi Powder masih tidak yakin.
Cello:"Apa kau sudah siap menerima kekalahanmu dan menerima kenyataan? Hahahahahahaha."
Castro:"Sudahlah jangan ganggu dia,Cello,kita lihat saja apa dia bisa membuktikan pada kita."
Powder sekali lagi meyakinkan diri dengan keputusannya. Dia melangkah dengan mantap ke puncak bukit es. Setelah ia berada diatas,Powder melihat para pinguin berkumpul. Ayah dan Ibu juga ada diantara kerumunan itu.
Powder:"Powder,kuatkan hati,yakinlah pada kedua sayapmu!"
Selangkah demi selangkah,Powder tiba diujung bukit es. Direntangkan kedua sayapnya lebar-lebar. Dan wuuuuuusssshhhhh. Powder meluncur dengan indah tapi ia tidak melayang di udara. Para pinguin terpukau dan takjub dengan Powder. Apa yang membuat mereka terpesona? Apa karena Powder berhasil melayang seperti rajawali? Bukan. Powder tidak melayang di udara sedikitpun,tapi Powder melayang dengan indah di dalam air. Lautan seolah-olah bagai langit bagi Powder. Ia bisa dengan bebas mengibaskan sayap-sayapnya di air.
Sorak sorai terdengar saat Powder muncul ke permukaan. Tak disangka akhirnya Powder dapat memikat para pinguin dengan menjadi dirinya sendiri. Dia tidak perlu menjadi ciptaan yang lain untuk menjadi hebat,cukup menjadi apa adanya. Para pinguin memberi Powder selamat dan mereka berpesta untuknya semalaman.
Powder menyadari betapa pun keras usahanya untuk menjadi rajawali,ia tetaplah seekor pinguin. Dan pinguin memang diciptakan bukan untuk terbang. Yang harus ia lakukan adalah menerima dirinya sebagai seekor pinguin. Dan menerma kedua sayapnya bukan diciptakan untuk membawanya melayang di udara melainkan membawanya meluncur di air. Powder sedih karena harus mengubur mimpinya,tapi ia bangga karena telah mengetahui ia seekor pinguin,burung penguasa lautan.
Begitu ia menyadari visi dan tujuan ia diciptakan,Powder menjadi pinguin yang menguasai seluruh peairan Arktik. Ia menyadari potensinya dan berusaha untuk maksimal. Powder berhasil menunjukkan dia bisa melebihi rajawali.

..................THE END...............

No comments:

Post a Comment